"Bapak nya Bom Atom" Pakistan Bebas
ISLAMABAD, Sebuah pengadilan Pakistan pada Jumat (6/2) membebaskan pakar nuklir Dunia Abdul Qadeer Khan.
Khan, yang di juluki oleh warga Pakistan sebagai "Bapaknya bom atom"di negaranya, diberi pengampunan setelah dikenakan tahanan rumah pada tahun 2004 oleh presiden Pervez Musharraf.
Ia ditahan setelah mengaku di televisi menjual rahasia-rahasia nuklir kepada Iran, Korea Utara, dan Libya. "Pengadilan tinggi memutuskan dia seorang warga negara yang bebas," kata salah seorang dari pengacara Khan, Iqbal Jaffry, kepada sebuah stasiun televisi.
"Ia akan memiliki semua hak yang diperoleh penduduk berdasarkan konstitusi dan Al Quran," katanya.
Pengenaan tahanan rumah terhadap Khan telah diperlonggar tahun lalu dan ia telah diizinkan untuk menemui para sahabat. Ia memberikan serangkaian wawancara ke media setelah pemerintah baru berkuasa Maret lalu.
Pakar berusia 73 tahun, yang dirawat karena kanker prostat, membuat jengkel militer karena memberikan pernyataan-pernyataan tentang penyelundupan peralatan nuklir yang tampaknya melibatkan militer dan mantan panglima angkatan darat dan Presiden Musharraf.
Sebuah pengadilan menguatkan penahanannya pada Juli tahun lalu dan melarang dia berbicara dengan media tentang proliferasi nuklir, sementara ia berada dalam tahanan rumah.
Tahun lalu, satu badan pengawasan nuklir PBB mengatakan, jaringan Khan menyelundupkan cetak biru persenjataan nuklir ke Iran, Libya, dan Korea Utara dan aktif di 12 negara.
Bulan lalu, departemen itu mengatakan, pihaknya mengenakan sanksi-sanksi terhadap 13 orang dan perusahaan swasta karena keterlibatan mereka dalam jaringan Khan itu.
Pakistan menganggap kasus proliferasi nuklir Khan sudah ditutup, tetapi para ahli nuklir AS dan internasional yang menyelidiki proliferasi masih ingin memeriksa Khan. Penulis Azam Khan/ Globe
Khan, yang di juluki oleh warga Pakistan sebagai "Bapaknya bom atom"di negaranya, diberi pengampunan setelah dikenakan tahanan rumah pada tahun 2004 oleh presiden Pervez Musharraf.
Ia ditahan setelah mengaku di televisi menjual rahasia-rahasia nuklir kepada Iran, Korea Utara, dan Libya. "Pengadilan tinggi memutuskan dia seorang warga negara yang bebas," kata salah seorang dari pengacara Khan, Iqbal Jaffry, kepada sebuah stasiun televisi.
"Ia akan memiliki semua hak yang diperoleh penduduk berdasarkan konstitusi dan Al Quran," katanya.
Pengenaan tahanan rumah terhadap Khan telah diperlonggar tahun lalu dan ia telah diizinkan untuk menemui para sahabat. Ia memberikan serangkaian wawancara ke media setelah pemerintah baru berkuasa Maret lalu.
Pakar berusia 73 tahun, yang dirawat karena kanker prostat, membuat jengkel militer karena memberikan pernyataan-pernyataan tentang penyelundupan peralatan nuklir yang tampaknya melibatkan militer dan mantan panglima angkatan darat dan Presiden Musharraf.
Sebuah pengadilan menguatkan penahanannya pada Juli tahun lalu dan melarang dia berbicara dengan media tentang proliferasi nuklir, sementara ia berada dalam tahanan rumah.
Tahun lalu, satu badan pengawasan nuklir PBB mengatakan, jaringan Khan menyelundupkan cetak biru persenjataan nuklir ke Iran, Libya, dan Korea Utara dan aktif di 12 negara.
Bulan lalu, departemen itu mengatakan, pihaknya mengenakan sanksi-sanksi terhadap 13 orang dan perusahaan swasta karena keterlibatan mereka dalam jaringan Khan itu.
Pakistan menganggap kasus proliferasi nuklir Khan sudah ditutup, tetapi para ahli nuklir AS dan internasional yang menyelidiki proliferasi masih ingin memeriksa Khan. Penulis Azam Khan/ Globe
Jakarta, Azam Khan ( Advokat )mengatakan bahwa Negara-negara barat paranoitdan ketakutannya kepada Abdul Qadeer Khan karena dianggap Qadeer Khan memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menciptakan Nuklir dengan Hulu ledak yang teramat dasyat itu. Ini merupakan ancaman bagi Amerika dan sekutunya jika Qadeer Khan bebas. Bahkan, Parlemen Inggris dulu pernah bersidang untuk mencari dan memutuskan untuk menangkapnya dengan target untuk dibunuh.
Lebih lanjut, Azam, beginilah cara orang-orang barat benci dan memusuhi orang – orang islam yang jenius di bidang pembuatan Nuklir/ Bom Atom, “perlu saya ingatkan bahwa menjelang kiamat orang –orang kafir / yahudi akan tetap memusuhi islam apalagi diketahui orang islam jenius di bidang apapun. Saya merasa bersyukur Pakistan merupakan negera islam petama yang memilliki Nuklir bahkan jumlahnya hampir mencapai seratus yang disimpan di dalam tanah tanpa bisa terdeteksi oleh orang-orang barat, menurut berita yang saya langsir di luar negeri bahwa, Nuklir Pakistan Jauh lebih banyak jumlahnya bahkan melampui India. Begitupun juga hulu ledaknya dan bahkan jangkauannya bisa sampai ke Washinton DS” kata Azam dalam memberikan pandangannya.
Masih menurut Azam Khan bahwa Pakistandiperkirakan sedang memproses 90-100 senjata nuklir, demikian pula India diyakini sedang mengembangkan enam puluhan senjata nuklir. Perkiraran tersebut dikemukakan Robert S Norris dan Hans M Kristensen, dalam artikel terbaru mereka yang berjudul, 'Nuclear Notebook: Worldwide deployments of nuclear weapons, 2009'.
Artikel yang dipublikasikan di edisi terbaru Bulletin of the Atomic Science itu mengklaim bahwa Beijing, Islamabad dan New Delhi secara kuantitas dan kualitas sedang meningkatkan arsenal mereka dan menggelar senjata di banyak tempat atau di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau. Tidak ada informasi yang tersedia bagi publik, misalnya, di mana Pakistan atau India memproduksi senjata nuklirnya. "Di Pakistan atau India, kami tidak menemukan informasi yang akurat yang mengidentifikasi lokasi-lokasi penyimpanan senjata nuklir mereka," kata para peneliti itu.
Senjata-senjata nuklir Pakistan diyakini tidak beroperasi penuh dalam keadaan normal, sementara India diperkirakan lebih banyak menempatkan hulu ledak nuklirnya di lokasi bagian tengah India ketimbang di pangkalan-pangkalan militernya. Namun, ketiga negara Asia itu senantiasa menempatkan arsenal-arsenal mereka di pangkalan-pangkalan baru dan mungkin juga di simpan di bawah tanah./ Tim khan Globe
Artikel yang dipublikasikan di edisi terbaru Bulletin of the Atomic Science itu mengklaim bahwa Beijing, Islamabad dan New Delhi secara kuantitas dan kualitas sedang meningkatkan arsenal mereka dan menggelar senjata di banyak tempat atau di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau. Tidak ada informasi yang tersedia bagi publik, misalnya, di mana Pakistan atau India memproduksi senjata nuklirnya. "Di Pakistan atau India, kami tidak menemukan informasi yang akurat yang mengidentifikasi lokasi-lokasi penyimpanan senjata nuklir mereka," kata para peneliti itu.
Senjata-senjata nuklir Pakistan diyakini tidak beroperasi penuh dalam keadaan normal, sementara India diperkirakan lebih banyak menempatkan hulu ledak nuklirnya di lokasi bagian tengah India ketimbang di pangkalan-pangkalan militernya. Namun, ketiga negara Asia itu senantiasa menempatkan arsenal-arsenal mereka di pangkalan-pangkalan baru dan mungkin juga di simpan di bawah tanah./ Tim khan Globe
0 Response to ""Bapaknya BOM Atom" Pakistan Bebas"
Post a Comment