Misteri Kematian Engeline

Kasus pembunuhan angeline

Media Globe-Tragedi pembunuhan bocah perempuan Engeline masih menjadi berita paling laris di media elektronik dan cetak. Pembunuhan bocah yang diadopsi oleh keluarga Margriet Megawe sejak usia dua bulan ini bahkan telah menyita perhatian masyarakat internasional. Engeline diduga dibunuh secara sadis dan dikubur dibelakang rumah ibu angkatnya.
Sudah dua pekan lebih jenazah Engeline Margriet Megawe (Engeline) ditemukan, namun hingga saat ini Polda Bali belum mengetahui motif di balik kematian bocah Kelas II SD itu. Misteri masih menyelimuti kematian bocah nahas itu kendati kepolisian telah menetapkan Agustinus Tai Hamdani (ATH) sebagai tersangka. Namun pihak kepolisian juga belum berani menentukan siapa sebenarnya pembunuh Engeline. Ibu Margriet juga sudah dijadikan tersangka namun bukan sebagai pelaku pembunuhan melainkan sebagai orang tua yang menelantarkan anaknya.

Sejak Engeline ditemukan tewas terkubur di halaman belakang rumah ibu angkatnya, Margriet Christina Megawe, berbagai spekulasi berkembang di masyarakat. Spekulasi yang mengarah pada keterlibatan Margriet sebagai pembunuh ini dipicu oleh hasil tes psikologi oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, yang menunjukkan dia mengidap kelainan jiwa atau psikopat.

Menurut hasil tes tersebut, Margriet adalah sosok yang selalu dipenuhi oleh kemarahan, agresif, dan dominan. Selain itu ia juga digambarkan sebagai pribadi yang tertutup, kasar dan bahkan sering mengusir orang-orang yang datang ke rumahnya. Namun, menurut polisi, hasil analisis kejiwaan belum bisa membuktikan ia sebagai pembunuh, karena harus ada dua alat bukti yang cukup.

Dugaan motif lain terkait kematian Engeline adalah harta warisan. Dugaan ini diungkapkan oleh Aktivis Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar, Siti Sapurah. Ia melihat bahwa pembunuhan Engelina didasari perebutan harta warisan. Apalagi suami Margriet atau ayah angkat Angeline yang meninggal 5 tahun lalu, Douglas Scarborough, adalah pejabat tinggi sebuah perusahaan minyak Amerika di Indonesia. Dia diduga meninggalkan harta bernilai milyaran rupiah yang tersebar di berbagai daerah seperti Riau hingga Bekasi, Jawa Barat.

Dalam akta notaris pengangkatan Engeline pada 2007, ada pasal yang menjelaskan Engeline mewarisi 40% harta yang ditinggalkan oleh mendiang Scarborough. Sedangkan Margriet kebagian 60%. Dua anak kandung Margriet, Ivon dan Christina, tidak tertera sebagai ahli waris. “Jika Engeline meninggal, hak waris jatuh sepenuhnya ke keluarga ibu angkatnya,” kata Siti Sapurah.

Tudingan Sapurah dibantah oleh pengacara Margriet, Hotma Sitompul. Perebutan warisan, kata Hotma, adalah omong kosong belaka. Hotma pun mengancam akan mengadukan siapa saja yang berbicara tanpa bukti kepada pihak berwajib. Dalam hal ini, Hotma akan menggunakan pasal pencemaran nama baik dan pemalsuan.

Saat ini polisi masih menahan ATH, yang ternyata berubah-ubah. Semula dia mengaku sebagai pembunuh karena kesal pada Margriet, kemudian dia bantah sendiri. Lalu dia menyebut seorang wanita berinisial M sebagai pembunuh. Dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi swasta, ATH mengungkapkan keprihatinannya pada nasib Engeline yang sering disiksa oleh ibu angkatnya. Dia mengaku juga kerap mendengar kata teriakan dari Engelina agar ibu angkatnya menghentikan penyiksaan. ATH mengaku, keinginan untuk menolong Engeline sirna manakala ia berhadapan dengan melihat kemarahan Margriet.

Belakangan, ATH melalui pengacaranya mengubah pernyataan yang sudah di BAP dengan mengatakan bahwa dirinya tidak membunuh. Dia hanya mengubur Engeline yang memang disuruh oleh ibu Margriet dengan ancaman serta iming-iming uang Rp. 200 juta.

Ditemukannya ceceran darah yang sudah mulai mengering di kamar Margriet Christine Megawe, ibu angkat bocah berusia 8 tahun Engeline, sebenarnya semakin menguatkan penyelidikan kasus ini dan membuat publik makin optimis akan segera terungkap siapa sebenarnya pembunuh Engeline. Tapi lagi lagi polisi “sedikit mendinginkannya” dengan menyatakan bahwa hasil temuan darah tidak bisa dianggap sebagai bukti pamungkas. “Perlu uji laboratorium terlebih dahulu dan menunggu hasilnya apakah hal itu bisa mengerucut kepada satu titik yang nantinya dapat menyimpulkan seseorang menjadi tersangka,” ucap Kapolda Bali Irjen Pol Ronny F Sompie.

Sementara itu, untuk memperkuat penyelidikan Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Mabes Polri diterjunkan, dan barang bukti baru berupa bercak darah dan sidik jari laten di kamar Margriet pun dalam proses penyelidikan Inafis. Sidik jari laten adalah sidik jari yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata dan harus menggunakan beberapa teknik pengembangan lebih dulu supaya tampak lebih jelas. Namun Inafis hingga kini belum mengumumkan pemilik sidik jari tersebut milik siapa.

Intinya, semua barang bukti yang telah ditemukan oleh tim Inafis akan dikembangkan pada tempat di sekitar kamar tidur Margriet, dimana terdapat ceceran darah yang telah sengaja dihapus dengan tisu. Margriet telah menyatakan bahwa kemungkinan darah itu salah satu kucingnya yang memiliki luka di bagian telinganya.

"Kami belum tahu siapa yang menjadi penyebab kematian Engeline tetapi orang yang dekat Engeline semua harus kita periksa baik sebagai saksi maupun sebagai calon tersangka apabila mengarah kepada yang bersangkutan yang layak menjadi penyebab kematian," ucap Kapolda Bali, Irjen Pol Ronny F Sompie, yang pernah menjabat Kepala Divisi Humas Mabes Polri.

Polisi kini juga mengumpulkan informasi dari siapa saja yang berhubungan dengan Engeline seperti teman bermain dan sekolah. Kontak HP Engeline kini pun tak luput dari perhatian para penyidik. Dan sebuah fakta telah muncul bahwa eksekutor yang sesungguhnya kemungkinan seorang pria berinisial AA dari Sumba. Kabarnya, AA adalah orang kepercayaan Margriet. Sejak ditemukannya jasad Engeline, AA selalu mengintai apa yang tengah dilakukan oleh pihak Kepolisian.

Sepertinya kasus pembunuhan Engeline ini memang mengandung banyak misteri. Menurut pengacara yang mendampingi ATH, masih banyak hal yang disembunyikannya. Pengacara orang tua kandung Engelina bahkan melihat bahwa kepolisian menjadi bagian dari misteri tersebut.

0 Response to "Misteri Kematian Engeline"

Post a Comment