Politik ala PDIP, Dukung Sutiyoso jadi Kepala BIN, di Lain Waktu Teriak Pelanggaran HAM 98
Media Globe - Pernah kita ingat betapa dulu waktu Pilpres, PDIP menjadi partai terdepan yang menyuarakan pengadilan HAM untuk pelaku peristiwa 1998, seolah ada kesan PDIP adalah perwujudan partai pejuang hak asasi manusia di indonesia.
Pada waktu itu memang saat dimana Partai menjual diri sebaik baiknya, sekaligus mendukung jagoannya yang di ajukan dalam pilpres.
PDIP mendesak adanya pengadilan HAM pada peristiwa 1998, dan publik juga paham, siapa yang menjadi target hitam dari PDIP tersebut
Sebenarnya apa yang terjadi pada saat pilpres yang lalu, bisa menjadi kaca bagaimana kita menilai gaya politik yang dilakukan PDIP saat ini, Hari ini DPP PDIP mendukung Sutiyoso sebagai kepala BIN menggantikan Marciano Norman yang sudah habis masa jabatannya
Sosok Sutiyoso tak bisa dilepaskan pada peristiwa 27 Juli1 996, dan perisitiwa tersebut termasuk peristiwa dimana terjadi pelanggaran HAM, Ditambah PDIP adalah partai yang menjadi korban pada peristiwa 27 Juli 1996 tersebut.
Tapi apa yang terjadi selanjutnya? apakah PDIP teriak teriak atau koar koar Menolak Sutiyoso? seperti dulu politik hitam yang dilakukan politisi PDIP, dibalik dukungan PDIP untuk membuat pengadilan HAM pada peristiwa 1998
Miris bukan, sebuah partai sudah kehilangan intergitasnya dimata para pendukung fanatiknya yang dulu menjadi korban pelanggaraan HAM peristiwa 27 Juli 1996, dan itu dilakukan semata demi kata POLITIK.
Demi politik, yang dulu malaikat pun saat ini bisa berubah menjadi setan.
Dan karena dulunya mempolitisasi pelanggaran HAM kini justru terjebak pada politik mendukung pelaku pelanggar HAM.
Politik Bingung ala PDIP
0 Response to "Politik ala PDIP, Dukung Sutiyoso jadi Kepala BIN, di Lain Waktu Teriak Pelanggaran HAM 98"
Post a Comment